Pulau Barrang Lompo kini menyimpan cerita baru tentang perubahan. Bukan hanya tentang laut dan aktivitas nelayan, tetapi juga tentang bagaimana teknologi perlahan hadir dan memberi dampak nyata bagi kehidupan warga. Melalui riset terapan nasional di bawah Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di pulau ini menjadi titik awal lahirnya harapan akan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Bagi warga, keberadaan TPS3R yang kini ditopang teknologi bukan sekadar fasilitas pengolahan sampah. Sejak pemasangan sistem panel surya pada tahun 2025, aktivitas pengelolaan sampah berjalan lebih lancar tanpa khawatir pemadaman listrik. Mesin-mesin pengolah sampah dapat beroperasi secara stabil, memberikan rasa aman bagi para pekerja TPS3R yang setiap hari bergelut dengan tumpukan sampah rumah tangga.
Lurah Pulau Barrang Lompo, Harianto, S.Sos., M.M., menilai perubahan ini membawa dampak langsung bagi masyarakat. Lingkungan menjadi lebih tertata, aktivitas pengolahan sampah lebih efisien, dan warga mulai merasakan manfaat ekonomi dari sistem pengelolaan yang berkelanjutan. Menurutnya, keberlanjutan riset ini sangat dibutuhkan agar TPS3R terus berkembang dan mampu menjawab tantangan pengelolaan sampah di wilayah kepulauan.
Rencana penelitian lanjutan pada tahun 2026 yang dipimpin oleh Dr. Ir. Isminarti, S.T., M.T., kembali memberi harapan baru. Pengembangan mesin extruder berbasis kecerdasan buatan dan Internet of Things (IoT) bukan hanya soal kecanggihan teknologi, tetapi tentang bagaimana pekerjaan warga TPS3R menjadi lebih ringan dan terukur. Dengan sistem cerdas tersebut, mesin dapat beroperasi lebih hemat energi dan terawat secara prediktif, sehingga mengurangi risiko kerusakan yang dapat menghambat aktivitas pengolahan sampah.
Keberadaan energi surya yang mampu menghasilkan sekitar ±50 kWh per hari menjadi fondasi penting bagi perubahan ini. Pasokan listrik bersih yang stabil memungkinkan seluruh mesin, mulai dari mesin pengayak, press, hingga extruder, beroperasi maksimal setiap hari. Bagi warga, hal ini berarti proses pengolahan sampah tidak lagi terhambat dan hasil olahan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Lebih dari sekadar teknologi, TPS3R Barrang Lompo kini menjadi ruang belajar bersama. Warga, pengelola, dan pemerintah kelurahan terlibat langsung dalam proses transformasi ini. Mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari perubahan menuju pola hidup yang lebih peduli lingkungan dan ekonomi sirkular.
Melalui kolaborasi antara peneliti, pemerintah kelurahan, dan masyarakat, riset ini diharapkan terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas. Pulau Barrang Lompo pun perlahan berbenah, membuktikan bahwa inovasi teknologi dapat hadir secara humanis, menyatu dengan kebutuhan warga, dan membawa perubahan nyata bagi kehidupan di pulau-pulau kecil.


