Bagi banyak mahasiswa Politeknik Bosowa, Selasa (18/11/25) menjadi hari yang berbeda. Aula kampus dipenuhi rasa penasaran, tawa, dan semangat belajar saat UKM Bahasa Poltekbos menggelar Pelatihan Dasar Bahasa Mandarin bertema “Apa Kabar? Jadi Ni Hao Ma?”
Dari sudut pandang mahasiswa, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan biasa. Suasananya cair, ramah, dan terasa seperti ruang baru untuk berani mencoba hal yang sebelumnya dianggap “sulit”.
Mahasiswa Merasa Diundang untuk Berani Mencoba
Lim Yi Vun—pemateri dari Universitas Hasanuddin langsung mencuri perhatian sejak awal sesi. Dengan gaya penyampaian yang santai namun jelas, ia berhasil membuat peserta yang awalnya canggung menjadi lebih percaya diri.
“Awalnya saya kira bahasa Mandarin itu rumit. Tapi setelah ikut sesi pertama saja, rasanya ternyata bisa dipelajari,” ujar Ardi, salah satu peserta yang duduk di barisan tengah.
Sebagai mahasiswa, merasakan langsung interaksi dengan pemateri membuat pelatihan ini terasa lebih hidup. Simulasi percakapan sederhana seperti memperkenalkan diri, menyapa teman, hingga ungkapan sehari-hari membuat peserta tertawa bersama saat mencoba melafalkan nada-nada yang terdengar asing namun menarik.
Gim dan Kuis Jadi Favorit Peserta
Dari sudut pandang mahasiswa, momen paling seru justru hadir saat sesi kuis dan permainan kosakata. Suasana aula berubah menjadi arena kompetisi santai—ramai, penuh energi, dan membuat semua peserta ingin ambil bagian.
“Acaranya nggak bikin ngantuk sama sekali. Malah makin penasaran setiap kali ada permainan baru,” kata Devi, salah satu peserta yang mengaku mendapatkan banyak insight baru tentang budaya Tiongkok.
Belajar Bahasa Sekaligus Budaya
Mahasiswa juga merasakan bahwa pelatihan ini lebih daripada belajar kata dan kalimat. Banyak di antara mereka baru mengetahui bagaimana budaya Tiongkok mempengaruhi cara berkomunikasi, nada bicara, hingga etika sehari-hari.
“Dulu saya pikir belajar bahasa itu hanya soal hafal kata. Tapi ternyata budaya juga berperan penting,” tambah seorang peserta.
Bonus Angka Kredit SKKM, Mahasiswa Makin Semangat
Tidak sedikit peserta yang mengaku termotivasi karena adanya penambahan angka kredit SKKM. Namun setelah mengikuti kegiatan, sebagian besar merasa manfaat utama bukan itu, melainkan keberanian untuk memulai.
“Saya ikut awalnya untuk SKKM, tapi ternyata pulang dengan bekal baru, termasuk percaya diri bicara Mandarin dasar,” ungkap Devi.
Dari Mahasiswa untuk Mahasiswa: Kegiatan yang Wajib Diulang
Dari perspektif mahasiswa, pelatihan ini terasa seperti kesempatan emas yang jarang datang. Metode yang interaktif, materi yang ringan, serta suasana yang ramah membuat banyak peserta berharap kegiatan serupa bisa digelar secara rutin.
Bagi banyak mahasiswa Poltekbos, pelatihan ini menjadi pintu pertama untuk melihat dunia global dari dekat—mulai dari bahasa, budaya, hingga cara berinteraksi lintas negara.
Dengan semangat yang tinggi, mahasiswa berharap UKM Bahasa terus menghadirkan kegiatan yang bukan hanya menambah keterampilan, tetapi juga membuka wawasan dan memperluas peluang di masa depan.



