Politeknik Bosowa bersama Politeknik Negeri Pangkep kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat Dusun Takkalabua, Desa Sawakong, Kabupaten Tekalar, Sulawesi Selatan.
Melalui program kemitraan masyarakat bertajuk “Mekanisasi Pembuatan Pakan Alternatif Utama Limbah Pertanian untuk Pelaku Usaha Mikro Pembibitan dan Budidaya Ternak Bebek”.
Tim dosen dan mahasiswa turun langsung mendampingi peternak.
Program yang terlaksana pada tahun 2025 ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Jendral Riset dan Pengembangan.
Sebelumnya, peternak di Takkalabua mengolah pakan bebek secara manual sehingga membutuhkan waktu lama, biaya tinggi, dan kualitas pakan yang tidak stabil.
Kini, dengan dukungan kampus, para peternak diperkenalkan pada teknologi mekanisasi berupa mesin pencacah, mesin penepung, mesin pencampur, hingga mesin pencetak pakan berbentuk pelet.
Teknologi tersebut membuat produksi pakan lebih efisien, bernilai nutrisi lebih baik, dan memiliki masa simpan lebih panjang.
Para peternak mikro di Takkalabua pun sudah merasakan manfaat dari program ini.
Setelah mengikuti pelatihan pengoperasian alat dan pengolahan pakan alternatif, mereka kini mampu memproduksi pakan sendiri dengan biaya lebih murah.
“Kami sangat terbantu. Sekarang kami bisa membuat pakan sendiri tanpa harus beli mahal dari luar,” ungkap salah satu pemilik usaha.
Bahkan, program ini mampu menekan biaya operasional hingga 40 persen sekaligus meningkatkan produktivitas ternak.
Koordinator program, Alang Sunding, menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah bukti nyata peran perguruan tinggi dalam memberdayakan masyarakat.
“Kami ingin ilmu yang kami kembangkan di kampus bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Ini bukan sekadar pengabdian, tapi kolaborasi untuk masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh salah satu anggota tim, Fahruddin Wakano, yang berharap keberlanjutan program ini bisa menghadirkan kemandirian lebih luas bagi peternak.
“Ke depan, mitra tidak hanya menghasilkan pendapatan dari penjualan ternak, tapi juga mampu memproduksi pakan yang bisa memenuhi kebutuhan di daerah mereka,” jelasnya.
Dengan adanya inovasi ini, peternak mikro di Tekalar tidak hanya semakin mandiri, tetapi juga siap mengembangkan usaha secara berkelanjutan dengan dukungan teknologi tepat guna dari kampus.



