Gandeng Ponpes Al-Mubarak, Politeknik Bosowa Genjot Literasi Pajak Lewat Aplikasi Karya Mahasiswa
July 31, 2025
Dosen Perpajakan Poltekbos Tuntaskan S3, Bukti Nyata Komitmen Mutu Pendidikan
July 31, 2025

Mesin Pengolah Plastik Kini Pakai Tenaga Surya, Poltekbos Bawa Inovasi ke Pulau Barrang Lompo

Upaya menuju pengelolaan sampah yang lebih mandiri dan berkelanjutan terus digalakkan.

Tim peneliti dari Politeknik Bosowa (Poltekbos) menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Pengembangan Sistem Energi Cerdas Berbasis IoT dan AI untuk Mendukung Keberlanjutan Produksi TPS3R” di Kelurahan Barrang Lompo, Kota Makassar.

Kegiatan ini merupakan tahap awal dari penelitian terapan hibah Kemdikbudristek yang menghasilkan prototipe sistem panel surya cerdas.

Teknologi ini terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI), yang dirancang untuk mendukung operasional mesin extruder pengolah sampah plastik di Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R).

Ketua tim peneliti, Dr. Ir. Isminarti, S.T., M.T., yang juga menjadi narasumber utama dalam kegiatan tersebut, menyampaikan bahwa sistem ini lahir dari kebutuhan nyata di lapangan.

Salah satunya adalah pasokan listrik yang tidak stabil, terutama di wilayah kepulauan seperti Barrang Lompo.

“Mesin extruder membutuhkan daya yang cukup saat dioperasikan di pagi hari. Dengan integrasi teknologi ini, sistem bisa mengatur pemanfaatan energi matahari secara efisien dan otomatis, sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa semester 3 dan 5 dari Program Studi Teknik Mekatronika serta Perawatan dan Perbaikan Mesin Poltekbos, yang aktif berdiskusi dengan masyarakat setempat.

Lurah Barrang Lompo, Kurniati, S.P., yang turut hadir dalam kegiatan ini, memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya Politeknik Bosowa.

Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh Ketua RT dan RW agar lebih aktif mengedukasi warganya untuk memilah sampah dari rumah.

“Petugas TPS3R kita hanya satu orang untuk seribuan warga. Jadi, kalau masyarakat mulai sadar dan mau memilah dari rumah, beban kerja akan jauh lebih ringan,” ungkapnya.

Diskusi berjalan interaktif. Salah satu penyuluh TPS3R, Sampe, mempertanyakan kelanjutan setelah alat terpasang.

Ia berharap ada kegiatan transfer ilmu kepada para petugas.

Menanggapi hal itu, Dr. Isminarti menegaskan bahwa akan ada tahapan lanjutan berupa workshop teknis untuk meningkatkan kapasitas para petugas dalam memahami dan mengoperasikan teknologi tersebut.

Penelitian ini membuka harapan baru bagi warga Pulau Barrang Lompo untuk menjadi lebih mandiri dalam pengelolaan energi dan sampah.

Dengan mesin extruder yang kini dapat beroperasi optimal, sampah plastik dapat langsung dilelehkan dan diolah menjadi produk bernilai ekonomis, selaras dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R).