Politeknik Bosowa (Poltekbos) lakukan kunjungan akademik ke SMK Negeri 3 Bantaeng dalam rangka pelaksanaan program Sekolah Binaan, Jumat(13/6/25).
Kegiatan ini melibatkan dua program studi yakniTeknik Mekatronika dan Perawatan dan Perbaikan Mesin.
Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi Teknik Mekatronika, Muhammad Edy Hidayat, dan Ketua Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Muhammad Ali Chandra.
Turut hadir dalam rombongan, para dosen dari kedua program studi, yaitu Akbar Naro Parawangsa, Muhammad Ikhsan, dan Muhammad Fachrul dari serta Muhammad Nur.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh antusiasme, tim Poltekbos disambut langsung oleh Kepala SMK Negeri 3 Bantaeng,Wahidah Wahyuni.
Kunjungan ini menjadi wadah penting untuk menjalin komunikasi dan menyelaraskan visi antara institusi pendidikan tinggi vokasi dengan sekolah menengah kejuruan, khususnya dalam mendukung peningkatan kualitas lulusan melalui kegiatan pengajaran, penelitian terapan, dan pengabdian kepada masyarakat tiga pilar utama Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Kami menyambut baik dan sangat mengapresiasi kunjungan dari Politeknik Bosowa. Ini adalah awal yang baik untuk menjalin sinergi nyata antara SMK dan perguruan tinggi vokasi dalam menyiapkan generasi muda yang siap kerja dan memiliki kompetensi unggul,” ujar Wahidah Wahyuni.
Ia menegaskan bahwa SMK Negeri 3 Bantaeng terbuka untuk pengembangan kerjasama yang berkelanjutan dalam bidang pelatihan, peningkatan kapasitas guru, hingga kegiatan berbasis proyek bersama.
Salah satu bahasan utama dalam pertemuan tersebut adalah kemungkinan pelaksanaan pelatihan siswa dalam bidang robotika dan pengelasan, dua kompetensi yang saat ini semakin dibutuhkan dalam dunia industri 4.0 dan menjadi keunggulan dari dua program studi yang hadir.
Menurut Edy Hidayat, kunjungan ini merupakan bentuk komitmen nyata Poltekbos dalam memperluas jangkauan pendidikan vokasi berbasis kebutuhan industri dan daerah.
“Kami melihat potensi besar di SMK Negeri 3 Bantaeng untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan vokasi. Kolaborasi ini tidak hanya sebatas pelatihan, tapi juga bisa berkembang menjadi kegiatan riset terapan bersama dan pendampingan teknologi tepat guna di masa depan,” jelas Edy.
Sementara itu, Muhammad Ali Chandra menyampaikan bahwa kolaborasi dengan SMK akan mempercepat proses hilirisasi ilmu terapan dari kampus ke masyarakat.
“Kami ingin hadir di tengah-tengah SMK, tidak hanya sebagai pemberi materi, tetapi juga mitra dalam membangun ekosistem belajar yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Muhammad Nur yang menyebut bahwa keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan di SMK binaan dapat menjadi sarana pembelajaran lintas level yang sangat produktif.
“Kami siap mendukung dengan sumber daya yang kami miliki, termasuk mengadakan pelatihan robotika dasar dan lanjutan bagi siswa maupun guru, serta membuka peluang bagi siswa SMK untuk terlibat dalam program magang dan proyek inovasi bersama mahasiswa kami,” tuturnya.
Langkah ini merupakan bagian dari misi jangka panjang Poltekbos untuk menjadi katalisator dalam pembangunan sumber daya manusia unggul di kawasan Indonesia Timur.
Kolaborasi akan dijajaki lebih lanjut diharapkan dapat menjadi model kemitraan antara politeknik dan SMK dalam menghadapi tantangan revolusi industri 5.0 dan era transisi energi.
Dengan semangat sinergi dan semangat membangun bersama, kunjungan ini menjadi titik awal dari upaya besar untuk menciptakan pendidikan vokasi yang lebih adaptif, kolaboratif, dan berdampak langsung bagi masyarakat dan dunia industri.