Dari Makassar ke Kendari, Tim Robotika Poltekbos Raih Dua Podium di Arena Robot Sumo!
October 31, 2025
Puluhan Siswa dan Mahasiswa Antusias Ikuti Sharing “Being a Hotelier” Bersama Chef Grace di Poltekbos
October 31, 2025

Mahasiswa Poltekbos Buktikan Ketangguhan Vokasi di Balik Layar Robot Sumo

Kemenangan bukan selalu soal siapa yang paling cepat atau paling kuat, tapi tentang siapa yang paling tahan menghadapi tekanan. Itulah kisah yang dibawa pulang oleh Tim Robotika Politeknik Bosowa (Poltekbos) setelah sukses meraih Juara 2 dan Juara 3 dalam kategori Robot Sumo di ajang Robot Sumo Contest Electrical Community (RSC-ELCOM) 2025, yang digelar di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (26/10/2025).

Berbekal waktu persiapan hanya satu minggu setelah kompetisi sebelumnya, tim mahasiswa vokasi asal Makassar ini berhasil menunjukkan performa luar biasa di hadapan peserta dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia Timur.

Namun di balik dua piala yang kini menghiasi lemari prestasi kampus, ada kisah perjuangan yang tidak kalah menarik — kisah tentang kerja tim, disiplin, dan semangat pantang menyerah mahasiswa vokasi.


Kerja Keras dan Kolaborasi Tanpa Henti

Selama persiapan, waktu seolah menjadi musuh utama. Jadwal kuliah dan praktikum tetap berjalan, sementara robot mereka harus disiapkan ulang dalam hitungan hari.

“Kami tidur di bengkel sampai larut malam. Kadang robot rusak, kami bongkar lagi dari awal. Tapi semangat tidak boleh padam,” ujar salah satu anggota tim, penuh semangat.

Bagi mereka, kompetisi bukan hanya tentang robot bergerak di arena, tetapi tentang bagaimana manusia di baliknya mampu bekerja dalam tekanan. Setiap anggota memiliki peran masing-masing ada yang fokus pada mekanik, ada yang menangani pemrograman, dan ada pula yang bertugas memastikan sistem daya robot tetap stabil.

“Koordinasi dan komunikasi jadi kunci utama. Kami belajar bagaimana berpikir cepat dan tetap tenang, meski waktu perbaikan sangat terbatas,” tambahnya.


Teknologi, Doa, dan Nilai Spiritual

Dosen pembimbing tim, Muhammad Nur, menegaskan bahwa kesuksesan mahasiswa Poltekbos bukan hanya lahir dari kecerdasan teknis, tetapi juga dari nilai spiritual yang menjadi pondasi kuat dalam setiap langkah.

“Filosofinya sederhana: TUHAN memudahkan. Kami bekerja cerdas, disiplin, dan ikhlas. Setelah semua ikhtiar teknis dilakukan, hasilnya kami serahkan kepada TUHAN,” ujarnya.

Pendekatan spiritual itu terbukti menjadi sumber ketenangan di tengah ketegangan kompetisi. Bahkan ketika robot mengalami kerusakan di tengah pertandingan, tim tetap tenang dan segera menerapkan strategi quick fix dengan suku cadang siap pasang (ready-to-install).

“Setiap pertandingan selalu ada risiko. Karena itu kami siapkan komponen cadangan yang bisa langsung dipasang di tempat. Strategi ini menyelamatkan kami dari kekalahan,” jelasnya.


Dari Bengkel ke Medan Laga

Perjalanan menuju Kendari pun menjadi ujian tersendiri. Tim harus menempuh rute darat dan laut dari Makassar, membawa perlengkapan robot dan peralatan teknis dengan penuh kehati-hatian.

Begitu tiba di arena, strategi yang telah disusun matang pun dijalankan: “Amati, hindar, lalu serang.”
Pendekatan itu menjadi senjata andalan dalam menghadapi lawan-lawan tangguh, termasuk tim-tim yang sudah mempelajari pola robot mereka dari kompetisi sebelumnya.

Hasilnya, dua posisi podium berhasil diamankan bukan hanya sebagai kemenangan, tapi juga pembuktian bahwa mahasiswa vokasi bisa bersaing dengan kualitas dan mental juara.


Motivasi Baru untuk Generasi Vokasi

Bagi tim, kemenangan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan baru.

“Kami sadar, mempertahankan prestasi jauh lebih sulit daripada meraihnya. Tapi kemenangan ini jadi motivasi agar kami terus belajar dan berkembang,” ujar salah satu perwakilan tim.

Muhammad Nur menegaskan, target berikutnya sudah menanti: kompetisi Robot Transporter.

“Kami ingin Poltekbos tidak hanya dikenal sebagai kampus teknik, tapi juga sebagai rumah bagi inovator muda yang tangguh dan berkarakter,” tegasnya.


Kisah Tim Robotika Poltekbos menjadi potret nyata semangat mahasiswa vokasi Indonesia  cerdas secara teknis, kuat secara mental, dan rendah hati secara spiritual.
Dari bengkel kampus hingga arena kompetisi, mereka membuktikan bahwa teknologi dan nilai kemanusiaan bisa berjalan beriringan dalam satu semangat: berjuang dengan ilmu dan hati.